.

"SELAMAT DATANG DI JOKER COFFEE , ANDA ADALAH TAMU ISTIMEWA KAMI, KUNJUNGAN ANDA SANGAT BERARTI BAGI KAMI. "


Kamis, 23 Februari 2012

Nikmatnya Ngopi Buy 1 Get 1 Free


Hang out atau nongkrong santai di coffee shop rasanya sudah tak bisa dipisahkan dari gaya hidup. Beberapa franchise coffee shop juga semakin banyak ditemui di pusat-pusat perbelanjaan. Jika tentang kopi, tentunya nama Starbucks tak asing lagi di telinga Anda.

Di Surabaya, Starbucks baru saja membuka tenant baru di East Coast Center Pakuwon City. Selama grand opening berlangsung, Anda bisa mencicipi satu cup tester kopi gratis yang biasanya dibagikan di depan toko.

Namun bukan itu saja. Untuk Anda yang membeli makanan lengkap dengan minumannya, berlaku untuk semua jenis pembayaran, Anda bisa mendapatkan gratis minuman. Sedangkan Anda yang melakukan transaksi menggunakan kartu kredit bisa mendapatkan promo Buy 1 Get 1 Free.

Ada juga gratis menu Misto/Brew Coffee yang diberikan untuk Anda yang membeli menu makanan senilai minimal Rp 25.000.

Tertarik melihat bermacam mug dan tumbler eksklusif Starbucks? Selama periode grand opening bulan ini, beraneka jenis merchandise dibandrol dengan harga spesial mulai dari Rp 40.000.

East Coast Pakuwon City
Jl. Kejawan Putih Mutiara No. 17 Surabaya
Telp. (031) 5911022

Jumat, 17 Februari 2012

Terungkap, Warung Pangku Sediakan Kamar Kencan

   Menjamurnya warung kopi plus-plus atau yang dikenal warga Gresik sebagai warung kopi pangku, di beberapa wilayah di Kabupaten Gresik, seakan memudarkan, bahkan ‘mengotori’ kabupaten yang memiliki slogan Gresik Berhias Iman ini.
Betapa tidak, selain menjual kopi dan menyediakan sarana bernyanyi karaoke, disediakan pula kamar khusus bagi tamu untuk berkencan. Hal itulah yang membuat aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Gresik terus melakukan razia serta penertiban agar keberadaan warung serta para perempuan pemuas hidung belang atau PSK, yang beroperasi mendompleng keberadaan warung kopi tak mencemari dan merusak ke-religius-an Kabupaten Gresik.
Pemilik warung dan seorang penjaga warung plus-plus, yang berhasil ditangkap dan terjaring operasi penertiban Satpol PP, dibawa dan dihadirkan ke depan meja hijau Pengadilan Negeri (PN) Gresik untuk menjalani sidang Tipiring (Tindak Pidana Ringan).
Sutikno, pemilik warung kopi di Jalan Raya Banjarsari Kecamatan Cerme, oleh Majlis hakim Edi Toto Purba SH, dinyatakan bersalah melanggar peraturan daerah (Perda) No. 22 tahun 2004 tentang Asusila serta menghukum Sutikno dengan membayar denda sebesar Rp.175 ribu. Bila denda tersebut tidak dibayar, maka harus diganti dengan hukuman kurungan selama 7 hari.
Sedangkan Sukarni, penjaga warung kopi plus-plus ini, juga dinyatakan bersalah melanggar Perda No. 22 tahun 2004 tentang Asusila serta diharuskan membayar denda sebesar Rp.100 ribu, dengan ketentuan jika tidak dapat membayar diganti dengan hukuman penjara selama 3 hari.
Dalam sidang juga terungkap, bila Sutikno sebagai pemilik warung kopi juga menyediakan dua kamar bagi tamu untuk berkencan dengn penjaga warungnya. “Warung tersebut bukan hanya digunakan untuk menjual kopi tapi digunakan juga untuk melayani pria hidung belang yang ingin memuaskan nafsu dengan penjaga warung. Dalam warung juga tersedia 2 kamar,” tegas Widodo, salah satu petugas Satpol PP Gresik yang ikut merazia.
Sukarni, yang dihadirkan dalam sidang tipiring juga mengaku bila sekali kencan tarif yang dikenakan kepada pria hidung sebesar Rp. 40 ribu. Jumlah sebesar itu masih dipotong sebesar Rp.10 ribu untuk sewa kamar. “Saya memang penjaga warung Pak Hakim, tapi jika ada tamu yang ingin berhubungan seks, saya juga melayani,” ujarnya polos. (jbc6/jbc2)

Rabu, 08 Februari 2012

Bos Coffee Toffee Ini Kembali Bangkit Setelah Kena Tipu

    

Jakarta - Mulai dari pinggir jalan hingga pusat perbelanjaan, cafe yang menyediakan minuman kopi (coffee) saat ini sangat banyak jumlahnya, namun sedikit dari cafe tersebut yang dapat eksis dan berhasil. Salah satu brand lokal yang mengusung 100% berbahan lokal yang mampu bertahan dan sukses adalah Coffee Toffee.

Siapa sangka, produk minuman kop yang awal berdirinya di Kota Pahlawan, Surabaya ini, pernah diminta mengganti namanya saat hendak mencoba membuka cabangnya di sebuah mall di Jakarta karena namanya dianggap tidak komersil.

Tapi saat ini Coffee Toffee bisa dibilang mampu sejajar dengan brand cafe yang terkenal termasuk cafe 'asing' asal luar negeri. Bahkan Sang pemilik Odi Anindito berobsesi cafĂ©-cafenya bisa tersebar seperti dua minimarket besar yakni layaknya ‘Alfamart atau Indomaret’ versi cafe.

"Saya berobsesi seperti itu (minimarket coffee), lihat saja nanti cafe ini suatu saat akan bisa bersebelahan disamping merek-merek cafe asing," ujar pria kelahiran 1979 ini, kepada sumber, Minggu (5/2/2012).

Keyakinan Odi tersebut bukan omong besar, pasalnya dengan keunggulan yang dimiliki gerai-gerainya plus rekan bisnisnya (franchise) mampu bersaing. "Salah satu yang unik dari kami, Coffee Toffee membuka pasar di daerah bukan di perkotaanm dan responsnya hingga saat ini luar biasa," ujar Odi.

Apa yang menjadi keunggulan 'kedai kopi' ini?

"Harga dan service!, harga produk kami 50% lebih murah dari cafe lain dengan produk dan kualitas yang sama. Kenapa bisa murah sementara kualitasnya sama?, karena semua produk Coffee Toffee lokal alias buatan Indonesia, kecuali mesin coffee yang masih Import dari Itali karena di Indonesia belum ada yang buat," ujarnya.

Dicontohkan Odi, seperti sirup. Dimana-mana cafe yang jual kopi menggunakan sirup impor, kenapa impor? Karena memang tidak ada yang buat.

"Saya beli itu sirup impor, terus saya bawa ke laboraturium dibeberapa universitas di Surabaya Seperti Unair (Universitas Airlangga) dan WM (Widiya Mandala). Saya bilang bagaimana menciptakan dan memproduksi sirup seperti ini tetapi tidak mengubah rasa aslinya kopi. Akhirnya bisa dan kita bisa buat sendiri," ujarnya.

"Jadi dalam satu gelas ice coffee, dimana biaya untuk sirup Rp 3.000, saya bisa tekan menjadi Rp 500,” tambahnya.

Saat ini bisnis Odi dengan Coffee Toffee-nya sudah tersebar di Pulau Jawa, Jakarta, Kalimantan dan Sulawesi dengan total 113 cafe. Bagaimana dengan Omzet? Odi tidak ingin menyebutkannya, namun dalam sebulan dengan 113 cefe mitra termasuk 3 cafe 100% miliknya sendiri angka miliaran rupiah sudah dikantonginya tiap bulan.

Lantas bagaimana Coffe Toffe berdiri? Odi mengawali dirinya bekerja menjadi Barista di Australia sekitar tahun 2005 di sebuah coffee yang menjual kopi dengan 30 jenis kopi di seluruh dunia.

"Ironisnya 12 diantaranya adalah produk kopi Indonesia dan responnya luar biasa disana. Dari situ saya berpikir, kenapa tidak dikembangkan di Indonesia saja. Dengan bekal keahlian dari belajar meracik kopi dengan salah satu barista terkenal di Dunia Eskobar, asal Itali. Saya pulang ke Surabaya untuk membuka usaha," ungkap Odi.

Pada 2006-2008, Odi berhasil membuka lebih dari 10 booth yang tersebar di Surabaya. Namun 2008 semua usahanya jatuh alias Bangkrut. "Setelah punya 10 booth yang tersebar di Surabaya 2008 habis semua, saya kena tipu orang, bahkan harta yang lain seperti mobil rumah jadi korban juga untuk bayar utang," kata Odi.

Namun kegagalan tersebut tidak membuatnya takut mencoba usaha yang sama, "Gagal bukan berarti berhenti. Saya seleksi apa yang salah.Dan ternyata kesalahan saya karena tidak fokus. pasalnya waktu itu, usaha macam-macam ada ngurusin cafe, kantor dan macam-macam semua jadi satu termasuk dengan manajemen keuangannya," ujar Odi.

Setelah memutuskan fokus mengembangkan Coffee Toffee serta melepas pekerjaan lainnya. Odi mendulang sukses."Saat ini ada sekitar 113 cafe coffee Toffee. Kedepannya Saya akan mendesain bisnis ini mirip seperti retail minimarket Alfamart atau Indomaret. Jadi rekan bisnis kami hanya mengurusi laba atau rugi tiap harinya pengelolaan SDM sampai bahan baku kita semua yang akan mengelola," tandas Odi.

Anda Berminat?

PT.Coffee Toffee Indonesia
Jl Raya Dharmahusada 181 Surabaya 60286